Anak Usia Sekolah Rentan Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)

Anak Usia Sekolah Rentan Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penulis: Mita Sari, S.Pd.

 

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit mudah menular yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue melalui  gigitan nyamuk.

 

Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pada umumnya, masyarakat hanya mengenal nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor pembawa penyakit DBD. Padahal, ada spesies Aedes lain yang juga mampu menyebarkan virus dengue, yaitu Aedes albopictus. Namun, vektor utama dalam penyebaran virus dengue adalah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan Aedes albopictus merupakan vektor pendamping. Hal ini karena pada dasarnya Aedes albopictus merupakan spesies hutan yang lebih jarang melakukan kontak dengan manusia, sehingga sebagian besar kasus DBD yang disebabkan oleh virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang lingkungan hidupnya memang berdampingan dengan manusia (Candra, 2010)

 

Habitat dan Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti

Indonesia sebagai negara tropis menjadi habitat yang baik untuk berbagai jenis makhluk hidup, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Tingginya curah hujan menyebabkan ada begitu banyak genangan air yang menjadi tempat utama untuk perkembangbiakan nyamuk tersebut.

Seekor Aedes aegypti mampu menghasilkan telur sebanyak 100 hingga 300 butir. Telur- telur tersebut ditempelkan pada dinding kontainer yang berisi air bersih dan akan dapat menetas menjadi jentik-jentik hanya dalam waktu 1-2 hari. Selain itu, telur nyamuk ini dapat bertahan dalam keadaan kering hingga lebih dari satu tahun dan akan mampu menetas jika telur tersebut mendapatkan air kembali. Setelah telur menetas, jentik-jentik nyamuk akan hidup 6 hingga 8 hari di dalam air dan setelah itu akan berubah menjadi pupa. Pupa nyamuk hanya perlu waktu 1 hingga 2 hari untuk menghasilkan nyamuk dewasa. Jadi siklus perkembangan nyamuk dari telur menjadi nyamuk dewasa sangatlah singkat yaitu 8 hingga 10 hari, sehingga memerlukan tindakan pencegahan yang cepat dan efisien (Suyanto, 2011)

 

Waktu Beraktivitas Nyamuk Aedes aegypti

Tidak seperti nyamuk lain yang beraktivitas pada malam hari, nyamuk Aedes aegypti  justru beraktivitas pada pagi hari sekitar pukul 08.00- 11.00 WIB dan sore hari pada pukul 14.00-17.00 WIB.  Dimana pada waktu tersebut, banyak orang yang sedang beraktivitas, termasuk anak usia sekolah.  Hanya saja pada kenyataannya, anak usia sekolah lebih rentan terinfeksi virus dengue karena daya tahan tubuh yang masih lemah.

 

Anak Usia Sekolah Rentan Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)  

Banyaknya genangan air di sekolah seperti di saluran atap, saluran air, pot bunga, bak penampungan air, maupun di wadah-wadah terbuka yang digenangi air  berpotensi menjadi sarang nyamuk. Ditambah posisi kaki siswa yang  berada di bawah meja yang cenderung gelap membuat nyamuk leluasa untuk menggigit.

Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels

Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)-FKUI Mulya Rahma Karyanti mengatakan bahwa gejala demam berdarah akan muncul setelah 5-10 hari setelah gigitan.  Adapun gejala yang muncul antara lain mulai dari panas tinggi sampai 40 o Celcius secara mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, sakit perut atau nyeri ulu hati, nafsu makan menurun,  hingga mual-muntah, sakit kepala, dan merasa lemah.

Ada juga penderita DBD yang mengalami perdarahan spontan. Bila mengalami perdarahan, maka gejala yang muncul berupa bintik merah di kulit, perdarahan hidung (mimisan) atau gusi, berak dan muntah darah, menstruasi tambah banyak, dan dapat terjadi syok (kesadaran menurun, kaki dan tangan dingin).

Bila gejala yang ditunjukkan sudah sampai pada muntah dan sakit perut terus menerus, mengalami penurunan suhu hingga kesadaran, maka sudah masuk taraf bahaya dan harus segera mendapatkan pengobatan  di rumah sakit.

 

Upaya Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya DBD adalah dengan menerapkan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup penampungan air, dan mengubur barang bekas. Biasakan pula mengenakan  pakaian tertutup ketika berada di luar ruangan  dan menggunakan lotion anti nyamuk. Penting juga untuk membiasakan kegiatan fogging. Fogging adalah cara pencegahan demam berdarah (DBD) secara massal dengan penyemprotan obat nyamuk yang mampu menjangkau area lebih luas. Khusus di sekolah, pastikan tidak ada sampah yang menumpuk di laci meja agar tidak menjadi sarang nyamuk. Selain itu, pemberian vaksin Dengue juga dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Vaksin ini bisa diberikan kepada anak usia 9–16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan.

 

Sumber: 

Candra, Aryu. (2010). Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Jurnal Aspirator. Vol II (2), 110 – 119.

Suyanto, Darnoto Sri, Astuti Dwi. (2011). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Praktek Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol IV (1), 1 – 13.

https://www.halodoc.com/kesehatan/demamberdarah https://fk.ui.ac.id/infosehat/sebelumsakitkenaligejalademamberdarahdengue/ https://hmkm.fkunud.com/berkenalandengansinyamukpenyebabdbd/

Related posts